Samar bayangmu direlungku.
Namun, jelas didalam hatiku.
Menatapmu saja tidak mampu.
Mulutku pun hanya membisu.
Bagaimana bisa kau menghantuiku?
Sihir apa yg kau gunakan? Hingga kau menaklukan hatiku yang keluh.
Pergilah bayangmu, kau hanya penyiksa rasa rindu.
Mencandu tanpa bertemu.
Sekejab dapat menjatuhkanku ke dalam pesonamu.
Sungguh wajahmu bersinar, sampai hatiku terluluh.
Kejamnya waktu yg hanya menemukan, namun tidak dapat menyatukan.
Hanya datang dan pergi.
Seperti angin dimalam hari.
Dingin. Sampai membuat tubuhku membeku.
Jika takdir menentu, izinkanlah kita menyatu.
Meski kau hanyalah semu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar