Rabu, 14 Juli 2021

Cerita Pendek : SEPEDA



Sepeda


Lala dinyatakan tidak bisa punya anak lagi oleh dokter karena penyakitnya. Syukurnya, Lala sempat dikaruniai anak laki-laki. Saat ini anaknya berumur 5 tahun. Namanya Rey. 


Lala sangat menyayangi Rey. Bukti cinta Lala pada anaknya, Lala selalu memberikan perawatan terbaik untuk Rey. Untuk melindungi Rey, Lala sering melarang Rey untuk melakukan permainan yang berbahaya. 


Namun, suatu hari Rey merengek ingin dibelikan sepeda seperti teman-teman tetangganya. 

Tentu saja, Lala tidak mengizinkannya. Bukan karena harga sepeda itu, melainkan Lala berpikir bermain sepeda adalah sesuatu yang berbahaya. 


Seperti anak kecil pada umumnya, Rey tidaklah mudah menyerah. Dia terus merengek untuk dibelikan sepeda. Sampai Rey mogok makan dan sekolah. 


Jhon(ayah Rey) mendengar dan melihat kejadian itu, keesokan harinya Jhon pulang kerja membawa sepeda roda dua untuk Rey. Tentu saja Rey sangat bahagia. 


Rey langsung mendorong sepeda itu keluar rumah. Dengan girang, memanggil teman-temannya bermain. 


Namun raut wajah Lala sebaliknya. Lala menarik suaminya itu untuk berbicara. 


Lala : "Kenapa kamu beliin Roy sepeda? Itu kan bahaya, dia bisa jatuh." 


Jhon : "Tapi dia bisa bangkit lagi."


Lala : "Dia bisa terluka"


Jhon : "Kita bisa obati."


Lala : "Dia bisa main ke jalan besar."


Jhon : "Kita akan tuntun dan awasi dia."


Lala : "Dia bisa tertabrak kendaraan."


Jhon : "Dia pasti bisa menghindar."


Lala : "Dia bisa menabrak anak kecil lain."


Jhon : "Tapi dia bisa belajar dari kesalahan."


Lala sudah kehabisan kata. Dia sangat khawatir dengan Rey anaknya. Sedangkan suaminya, dengan percaya dirinya membuat anak semata wayangnya dalam bahaya. 


Lala : "Kamu tidak menyayanginya!"


Jhon : "Aku sangat mencintainya dan mengerti apa yang terbaik untuk dirinya."


Lala : "Tapi kenapa kamu buat dia dalam bahaya?"


Jhon : "Jika ia ingin berhasil dalam hidup, dia harus dilanda oleh berbagai macam bahaya. Ini adalah langkah awal baginya. Bekalnya, untuk membentuk karakternya dimasa depan."


Lala lagi-lagi terdiam. Jhon tersenyum, dan berkata, "Jangan larang hal-hal yang bisa membuatnya maju. Kalo dia berada dijalan yg salah, kita nasehati dia. Kalo dia berada dijalan yang benar, kita harus dukung dia. Karena itulah tugas kita sebagai orangtua." 


Lala tertegun mendengar ucapan suaminya. Jhon membalik badan Lala untuk menghadap jendela rumah. 

Mereka mendapati Rey yang sedang terjatuh dari sepeda. Seketika Lala panik, dia khawatir anaknya terluka. 

Tapi, ketika Lala ingin menghampiri Rey, detik itu juga Rey bangkit dengan senyuman, lalu Rey kembali menaiki sepedanya lagi. 


Jhon : "Jika kita terus memikirkan semua resiko yang terjadi, kapan dia akan mulainya?" 


===

Cerita ini request by someone who reminded me to start again. Thank you :) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar