Senin, 01 Mei 2017

Puisi Nostalgia

Bernostalgia, menerka-nerka masa lalu.
Indah, liputan memori yang kadang pilu.
Terus menetap di tempat yang tidak berpinjak.
Kemana aku harus pergi?
Nyatanya, aku terperangkap.
Terperangkap oleh rindu yang menyerebak menjadi lelah suntuk.
Gelap, mataku tertutupi oleh bayangmu yg membisu.
Meskipun aku tak tau inginmu. Tak apa kau menjatuhkan aku dengan tak ampun. Tapi jangan buat dirimu membisu.
Aku butuh petunjuk arah, meski tanpa kau.
Di sini indah, tapi menyiksa. Karena aku hanya mengejar bayangmu, bukan cintamu.
Meski waktuku menghabis, sampai kapan aku mengemis?
Diriku menanti dirimu yang sudah kau tepis.
Dan akhirnya aku hanya bisa menangis.
Bukan, bukan aku tidak mau menjatuh cinta.
Aku tidak mau menjatuh lagi pada patah hati.
Tidak mau terbawa dan dihembaskan kembali.
Karena hati wanita bagaikan debu. Mudah terbawa oleh angin dan mudah terjatuh.
Hati ini terus tersiksa olehmu. Sekarang, biarkanlah akal sehatku menuntunku. Walau tak bahagia.
Aku sudah menyerah..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar