Saat dilema karna selalu memikirkannya,aku selalu menatapnya dari kejauhan dan aku langsung membuang wajahku jika ia menoleh ke arahku. Aku tidak percaya jika perasaan itu ada dan hadir,aku mencoba menolak apa kata hatiku karna aku berfikir jika sekarang bukanlah saatnya untuk memikirkan CINTA.
Mungkin karna aku dahulu terjebak dalam lubang hitam,yaitu lubang masalalu yang sangat menyakitkan karna CINTA. Aku mengubur dalam-dalam masa lalu itu dan melupakan orang.orang yang seenaknya mengores-gores hatiku hingga akhirnya terluka sampai sekarang ini.
Tapi apalah dayaku,CINTA itu hadir. Jantungku berdeguk kencang saat ia ada disisiku walaupun hanya sekedar melihat,tutur kataku gugup tidak jelas saat bicaranya,alihan pandanganku hanyalah menatap matanya seolah-olah dimatanya ada benih cinta,dia mendekatiku hatiku berkata itu adalah sebuah harapan. Untuk tidak mengital ulang benang dikejadian masa lalu yang menyakitkan,aku berusaha untuk menolak hatiku. Meskipun kadang hatiku berkata,"dia adalah seorang pangeran dari dunia dongeng dari kerajaan yang sangat besar".tapi pikiran kelogisanku berkata"bahwa dia tidaklah pantas untukku,aku hanyalah pelayan".
Ada sebuah pesta dikerajaan itu,banyak tamu bangsawan yang hadir ke kerajaan pangeran. Acara pesta dihangatkan oleh pesta dansa,saat aku sang pelayan sedang memberikan minuman para tamu. Aku melihat sang pangeran sedang berdansa dengan tuanputri yang sangat ccantik mengunakan dress putih yang anggun yang membuat tuan putri itu menjadi seorang bidadari. Tiba-tiba cairan putih bening keluar dari kelopak matakku,semakin lama semakin derasnya membasahi wajahku. Seolah-olah ada pedang yang menusuk dadaku,hatiku sangat mendidih,sangat panas. Mungkin sekarang hatiku menjadi debu.
Ini sangat menyakitkan lebih menyakitkan daripada masa lalu ku,sekarang aku bukan masuk ke lubang hitam melainkan lubang neraka yang menyiksa hati. Aku berlari keluar dari istana terus berlari,dengan air mataku yang tidak berhenti mengalir,aku berlari sampai disebuah danau. Aku berteriak sekuat mungkin hingga suara ku habis dengan air mataku.
Tiba-tiba ada orang yang berdiri dibelakangku,dia memanggilku.
"Di.. Dio...??"
Panggil seseorang yang dari belakang memanggilku,aku langsung melihat orang itu. Ternyata orang itu adalah pangeran.
"Pang..pangeran?" kataku saambil menghapus airmataku. Pangeran duduk jongkokn memandangku dan menghapus airmataku.
"Jangan menanggis" kata pangeran dengan senyumnnya yang sangat memukau. "Maaf telah membuat air matamu jatuh karna aku"
"Aku.. Aku tidak menanggis karnamu pangeran"
"Jangan berbohong,aku berdansa dgn tuan putri karna permintaan ayahku"
aku hanya terdiam menatap wajah dan matanya yang sangat indah.
"Sekarang,maukah kau berdansa denganku?"tawaran pangeran yang berdiri mengulurkan tangannya
Dengan penuh malu dan bahagia,aku mengapai tangannya,"ma..mau pangeran". Jawabku dengan gugup dan jantung ku berdeguk kencang
Aku dan pangeran berdansa bersama dengan suasana danau yang hening,angsa-angsa yang sedang berenang dan rembulan yang menyinari CINTA kita berdua.
"Pangeran.. Apa kau tidak kena masalah karna berdansa dengan pelayan?" tanyaku dengan gugup
"Kamu memang pelayan, tapi kamu adalah sang Ratu Diora dihatiku" ucap pangeran yang membuat jantungku makin berdeguk kencang. "Aku akan menikahi kamu Dio". Cetus pangeran.
Seminggu setelahnya,aku mengunakan gaun berwarna biru muda,dengan hiasaan yang membuatku seperti bidadari. Aku melewati jalan yang telah digelar karpet merah menuju sebuah janji suci,yaitu janji pernikahan.
****
"Lamunin apa lu?!"ucap seorang temanku yang menegurku saat aku melamun tentang kerjaan dan pangeran.
"Ga..gaa bukan apa-apa"ucapku dengan gugup.
Yaapp.. Pada kenyataannya adalah aku bukan tuan putri dan dia si cowok yang aku suka bukan pangeran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar