Rabu, 22 Oktober 2014

Cerpen: "Kepergian Ibu ke Surga"

 Aku Reno si anak bandel,ibuku seorang pendeta dan ayahku orang yang sangat sibuk dengan pekerjaannya.
Aku bisa mendapatkan hal-hal yang aku inginkan,bahkan aku pernah menjelajah di sekolah-sekolah di kota tempat aku tinggal.
Menurutku masa muda adalah melakukan hal-hal yang aku suka dan aku tidak peduli pada dampaknya. Yang aku inginkan hanya bersenang-senang dan menikmati hidup yang aku punya.

Tapi akan ada saatnya aku akan berubah karna seseorang,yaitu ibuku.
Dia terkena penyakit kanker otak dan kata dokter waktu ibuku tak lama lagi.
Aku hanya percaya Tuhan sangat menyayangi ibuku.

aku juga baru tau penyakit ibuku saat ibuku memasuki stadium akhir. Aku sangat terpukul, sedih dan aku sering menanggis karna aku tidak mau kehilangan ibuku.

Selama ibuku dirawat dirumah sakit aku selalu menemaninya, merawatnya dan memberikan hal yang terbaik untuknya. Aku sudah tidak peduli lagi pada teman-teman dan sekolahku, yang aku pedulikan adalah ibuku.

Ibuku seorang yang sangat hebat, dikeadaan penyakit memakan sisa hidupnya ibuku selalu tersenyum lembut dan bahagia. Bahkan selama dirumah sakit ibuku suka membacakan ayat-ayat Alkitab kepadaku.

Aku juga tidak mau kelihatan sedih didepan ibuku, aku selalu melolucon dan ceria. Ayahku yang sibuk juga sekarang menemani ibuku yang sedang sekarat.

Hingga saatnya tiba, kami harus bersedih dan menangis karna kehilangan ibuku.

Di saat dan sisa waktunya, ibuku berkata padaku agar aku bisa jadi anak yang baik dan selalu mengajarkan kepada orang-orang hal baik.

Ibuku berkata,
"Bukalah jendela pagi dan lihatlah betapa indahnya si matahari yang selalu bersinar, hal itu menunjukan bahwa kau harus berbuat baik,meluruskan apa yang bengkok dan membetulkan apa yang rusak. 
Jangan kamu tinggalkan Tuhan dan kebenaran! ingatlah kita hidup hanya sementara, berbuatlah kebijakan dengan bersikap baik, patuh kepada Tuhan dan  menolong orang-orang. 
Dan jangan bersedih karna sudah malam saat matahari tidak menyinari sisimu, karena matahari sedang menyinari sisi yang lain dan besok matahari akan kembali bersinar lagi".

Begitu lah kata-kata terakhir ibuku sebelum ibuku pergi ke surga dan sekarang aku sudah menjadi pendeta seperti ibuku. Suatu hari nanti pasti aku akan disisi ibuku dan seperti dahulu.

----
Hidup seperti memaikan yoyo.
Berputar seperti roda kehidupan lalu akan berhenti dengan cepatnya dan akan kembali pada tangan yang memainkannya,
yaitu Tuhan.





Catatan: Terimakasih udah baca dan semoga menginspirasi kalian para pembaca ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar