Selasa, 25 Februari 2020

SADAR! :"Jangan Lebay"


JANGAN LEBAY (MELATIH MENTAL YG KUAT)

Saya sering kali melihat berbagai level kekuatan mental orang-orang. Mulai dari level terendah sampai level yang cukup kuat. Orang-orang yang memiliki mental yang lemah, jika diterpa kendala sedikit saja, maka tingkat kelebayan nya akan tinggi. 


Contohnya ketika mendapatkan sedikit kritik dari dosen atau atasan, orang-orang lebay akan memperbesarkan masalah ini. Lucunya, orang lebay mampu menceritakan kekesalannya pada semua orang. 
Air tumpah sedikit, mencari pelaku yang menumpahkannya, saling tuduh menuduh satu sama lain. Bukan membersihkannya. Berantam sedikit dengan orangtua akibat tingkahnya yang nakal, malah memutuskan kabur dari rumah atau bunuh diri.

Sedangkan orang yang memiliki mental kuat, tidak mau ribet. Mereka termasuk orang-orang yang cukup simple. Bukan karena sifat mereka yang me-masa bodokan semua yang terjadi dihidup mereka. 
Namun karena sudah terbiasa menghadapi berbagai kesulitan yang besar, maka kendala yang ringan merupakan hal kecil bagi mereka. Dimarahi dosen? Ya sudah. Perbaiki saja. Air tumpah? Ya tinggal lap kan selesai, jika tidak ada yang merasa menumpahkannya ya sudah.

Uniknya kelebayan kita itu dipengaruhi oleh persepsi kita menanggapi suatu kejadian/peristiwa. Misalnya dimarahi dosen, persepsi kita langsung pada IP yang jelek, ulang semester depan, dosen killer, dan persepsi negative lainnya. 
Hal ini akan membuat kita berperilaku berlebihan alias lebay akibat persepsi kita, ya dengan kata lain, diri kitalah yang menyiksa diri. Membahas persepsi, dibagian yang lain yah.

Faktor yang sering mempengaruhi mental orang kuat adalah pola asuh orangtua. Jika orangtua yang memanjakan anaknya, sering membuat keputusan untuk anaknya, menyelesaikan masalah anaknya, maka anaknya akan menjadi miskin pemahaman. Yang nantinya dapat menyebabkan mereka memiliki mental yang lemah.


Bagaimana jika kita yang terlanjur sudah dewasa? Adakah caranya?

Tentu saja ada, dengan cara membiasakan diri berpikir negatif dengan logis. Etts jangan sudahi bacanya, mungkin kamu bingung kenapa harus berpikir negative, sedangkan para motivator, inspirator, guru, dosen, pejabat, dll menyuruh kita untuk berpikir positif.

Nyatanya itu adalah hal absurd. Negative thingking diperlukan untuk membuka pemikiran kita akan kenyataan. 
Misalnya, kamu adalah seorang mahasiswa. Kamu kuliah, pasti ada saja masalah selama perkuliahanmu bukan? Dosen yang killer, kuis dadakan, terlambat, mata kuliah yang sangat sulit dipahami. Itu bukanlah sebuah irasional, tapi sebuah fakta. Hal negative yang berpeluang bisa terjadi padamu hari ini.

Jika kamu sudah memikirkannya saat pagi hari, maka saat kamu memulai aktivitasmu, kamu tidak akan terkejut jika hari itu kamu terlambat, kuis dadakan, ataupun mata kuliah yang susah. Karena sudah memikirkan kemungkinan negatif yang terjadi pada hari itu, kamu pun tidak terkejut dan kelebayanmu tidak akan pernah terjadi.

Tentunya, ketika kamu sudah tau ada kemungkinan buruk, kamu perlu untuk memecahkan persoalannya. Misalnya seperti dosen killer mengajar di jam 7 pagi, tentu kamu sudah memikirkan kemungkinan yang terjadi, terlambat. Maka solusinya kamu akan bangun lebih pagi. 
Atau jika kamu bangun terlambat, kamu menggunakan ojek online.
Contoh lainnya, kamu akan berjualan. Tentu kemungkinan buruk yang akan terjadi adalah tidak lakunya produkmu, konsumen yang marah-marah, produsen yang memberikan potongan harga yang sedikit.

Jika kamu sudah mengenali semua kemungkinan negative itu, kamu akan menjadi lebih mudah dalam menjalani berbagai aktivitas. Keuntungan dari negative thingking yang rasional adalah :
1.     Menganalisis kemungkinan negative yang akan terjadi
2.    Membantu kita memiliki sikap mental yang kuat, alias ngga lebay
3.    Mengasah kemampuan kita dalam memecahkan masalah
Silahkan dicoba dan dibiasakan ya, maka level mentalmu bakal mengalahkan monster dalam game terkuat sekalipun hehe

Tidak ada komentar:

Posting Komentar